Akuntasi
AKUNTANSI
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).
Ada lima prinsip dasar
akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni:
1. Prinsip
Biaya Historis (Historical Cost Principle)
GAAP mewajibkan sebagian
besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi.
Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki
digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan
biaya.
Yang dimaksud dengan-harga
perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang
tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi
di antara kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada
seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang,
modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki keunggulan yang penting
dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.
2. Prinsip
Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip Pengakuan
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan
barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode
tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah
kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang
bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya pendapatan diakui
pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat ada kepastian
mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi
ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga timbul beberapa
ketentuan lain untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu adalah
pengakuan pendapatan saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat
kas diterima.
3. Prinsip
Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud prinsip
mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul
karena biaya tersebut. Prinsip ini
berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena
biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat
tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan
ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya
pendapatan.
Penerapan prinsip ini. juga
menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang tidak
mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk mempertemukan
biaya dengan pendapatannya. Contoh, biaya administrasi dan umum tidak dapat
dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Kesulitan seperti ini diatasi dengan
membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya.
Biasanya biaya-biaya
seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti biaya baban
baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang
jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.
Salah satu akibat dari
prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam pembebanan
biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir
periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.
4. Prinsip
Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur
yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari
tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua
periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat
penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi tidak
dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk
mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode,
maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan
harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakuan
terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5. Prisip
Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan
prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam
laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening
tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ke
dalam laporan keuangan.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
• Catatan kaki/footnote.
• Dalam laporan keuangan,
biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan
memakai rekening-rekening tertentu.
• Berbagai lampiran.
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
• Prinsip akuntansi yang
digunakan.
• Perubahan-perubahan,
seperti perubahan dalam prinsip akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan usaha,
dan juga kalau ada koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan
perlakuan terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif,
retroaktif, dan lain-lain.
• Adanya kemungkinan
timbulnya rugi atau laba bersyarat.
• Informasi tentang modal
perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.
• Kontrak-kontrak
pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya, adanya option atau warrant untuk
saham dan lain-lain. Keterangan tambahan yang dibuat sebagai lampiran laporan
keuangan biasanya digunakan untuk menunjukkan perhitungan-perhitungan detail
yang mendukung suatu jumlah tertentu, atau menunjukkan informasi-informasi
keuangan berdasarkan indeks harga (price level adjustment).
Berdasarkan dari penjelasan
tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa prinsip akuntansi dapat dijadikan
pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan laporan keuangan. Hal ini untuk
menjadikan laporan keuangan yang dihasilkan atas dasar prosedur akuntansi dan
disesuaikan dengan peraturan dari prinsip akuntansi yang ada.
Komentar
Posting Komentar